Lapak Baca Gratis Jalanan!
Membaca Menolak Lupa
Volunteer Literasi Jalanan tak gengsi dan tak malu melakukan kegiatan yang dilakoni sejak se Bulan Yang lalu. Hingga setiap malam minggu mereka tekun menggelar lapak buku di atas trotoar stadion prasmaya majene, kabupaten majene.
“Gerakan kami ini adalah Gerakan kolektif walaupun kami masih kuliah semester empat kami akan terus konsisten, sembari mencari donatur buku-buku untuk menambah-nambahi buku untuk lapak. kami Buka setiap Jam 16:00 sore sampai 23:00 Malam. Besar harapan kami untuk orang-orang yang datang tidak hanya bermain,”.volunteer literasi jalanan
Saat awal lapak kami, sejumlah pengunjung bingung yang ingin menikmati malam minggu di stadion prasmaya.”sempat dikira menjual buku. Tetapi mereka tetap ikut, apalagi salah satu rekan volunteer mempostingnya di salah satu media sosial,”ucap volunteer literasi jalanan.
Gerakan yang mereka lakukan pun menuai hasil, para pengunjung lapangan yang awalnya ingin bersantai menikmati akhir pekan kini mulai mengikuti lapak baca yang mereka gelar.
Tingkat pengunjung antara 5 hingga 20 pemuda di lapak baca yang mereka gelar. Pemuda yang akrab di sapa Hendrik Itu mengaku bahwa awalnya tidak mempunya buku sama sekali. Hanya mengandalkan relasi dan dia membuka donasi melalui whatsapp dan media social lainnya.
“saya tak punya buku sama sekali. Ini dari kerja kolektif para relawan literasi semua. Mengumpulkan donasi buku bekas lewat WA dan siapa yang punya buku bekas siap ku ambil,” Hendrik volunteer literasi menjelaskan kisahnya.
Saat ini buku yang mereka miliki ada sekitar 40 buku yang mereka koleksi. Sebagian besar novel, buku umum dan buku pelajaran serta buku cerita rakyat.
Selain lapak baca, mereka ada keinginan membuat sekolah pesisir dan sekolah pelosok. Sehingga mereka akan memerlukan buku pelajaran umum.
ia mendirikan ruang seperti ini karena terinspirasi dari temannya di Makassar yang mendirikan lapak baca gratis dan mengajar anak-anak jalanan serta anak-anak di pesisir dan di pelosok. Namanya itu adalah Mahasiswa Peduli Majene. tumbuh di diri para volunteer semangat yang tinggi dan mereka tidak menetap di satu titik tetapi selalu berpindah- pindah.
Kini mereka masih mencari donasi buku dan alat tulis untuk melengkapi kebutuhan lapak baca dan jejak literasi yang mereka akan lakukan.
Namun melihat masih banyak kekurangan tidak menyurutkan semangat mereka untuk bergerak untuk literasi sebab mereka ingin melihat kota Pendidikan ini sebagai kota percontohan di Indonesia.
Seorang mahasiswa mengaku terbantu dengan adanya perpustakaan itu. “bisa membaca buku-buku gratis yang belum mereka baca. Serta mendapat wawasan dan relasi,” kata Aslam.
1 komentar:
anjay
Posting Komentar