KOTA PENDIDIKAN
MAJENE: DARI RENCANA, MENJADI WACANA, DAN MENJELMA BENCANA
SAJAK SEKOLAH TERSEGEL DI KOTA PENDIDIKAN
Di sudut kota yang sunyi,
Terdapat sebuah sekolah yang tersegel.
Dulu penuh tawa dan riuh suara,
Kini hampa dan sunyi membisu.
Papan tulis penuh debu,
Bangku-bangku kosong tanpa suara.
Gurunya hilang, murid-murid terlantar,
Sekolah yang dulu bersemangat, kini tersegel
rapat.
Ironi terpahat dalam ruang kosong,
Hak anak-anak terenggut oleh takdir.
Pendidikan mereka terhenti di tengah jalan,
Impian dan harapan mereka tertinggal dalam
penjara.
Kenapa sekolah ini tersegel?
Siapa yang harus bertanggung jawab?
Bukankah pendidikan adalah hak setiap anak?
Namun nyata, sekolah ini dibiarkan terabaikan.
Pendidikan adalah cahaya kehidupan,
Bukan sebuah pintu yang harus dikunci.
Marilah kita bersama-sama berjuang,
Membuka pintu sekolah yang tersegel ini.
berdiri bersama,
Menghapus ironi menyelimuti.
Agar anak-anak dapat belajar dan tumbuh,
Di sekolah yang bebas dan terbuka, tanpa segel.
Bersatu kita berjuang,
Mengembalikan harapan dan kehidupan.
Sekolah yang tersegel akan terbuka,
Dan pendidikan akan bersinar kembali dalam sinar matahari yang terang.
DARI RENCANA, MENJADI WACANA, MENJELMA BENCANA
Di tengah kota pendidikan Majene, terdengar keresahan yang semakin membesar dari rencana dan wacana yang hanya menjadi omong kosong belaka. Kota yang seharusnya menjadi tempat inspirasi dan pemajuan pendidikan, kini terlihat menjelma menjadi bencana bagi harapan-harapan masyarakatnya.
rencana-rencana yang diumbar dengan semangat tinggi oleh para pemimpin dan pejabat, sayangnya hanya terdengar di permukaan. Janji-janji manis tentang peningkatan fasilitas, kurikulum yang lebih berkualitas, dan peningkatan taraf hidup guru dan siswa, semakin terasa seperti angin lalu yang tak pernah berdampak nyata. Bahkan pendidikan adalah prioritas pemerintah daerah saat ini.
Rencana besar yang seharusnya menjadi tonggak kemajuan pendidikan di kota ini, ternyata hanya tinggal wacana petaka. Tak ada tindakan nyata yang mengikuti, sehingga harapan-harapan masyarakat akan pendidikan yang lebih baik semakin memudar dan sirna.
Kota pendidikan Majene telah berubah menjadi bencana bagi masa depan generasi muda. Sekolah-sekolah yang seharusnya menjadi tempat pembelajaran dan pertumbuhan, kini seringkali terlihat kumuh dan kurang layak. Fasilitas yang minim, kurangnya buku dan bahan ajar, serta kurangnya tenaga pengajar yang berkualitas, semakin memperburuk kondisi pendidikan di kota ini.
Para guru yang penuh dedikasi terpaksa berjuang dengan keterbatasan sumber daya dan upah yang tak sebanding dengan beban tanggung jawab mereka. Mereka berusaha memberikan yang terbaik bagi para siswa, tetapi sulit untuk mencapai hasil optimal ketika kondisi sekolah dan sistem pendidikan tidak mendukung.
Keresahan ini juga terasa di kalangan orang tua yang ingin memberikan pendidikan terbaik untuk anak-anak mereka. Namun, mereka merasa terjegal oleh keterbatasan ekonomi dan minimnya pilihan sekolah yang berkualitas.
Akibatnya, generasi muda terancam kehilangan kesempatan untuk menggapai mimpi-mimpi mereka. Potensi-potensi yang seharusnya berkembang, malah terhambat oleh ketidakpedulian atas pendidikan yang layak.
Jadi jelas bahwa praktek penyelenggaraan pendidikan di Majene belum maksimal, ditambah lagi adanya kasus putus sekolah yang dimana dari 6 kabupaten di sulawesi rat, Majene salah satu yang memiliki angka putus sekolah yang terbanyak.
Kota pendidikan Majene seharusnya menjadi cerminan dari peradaban yang maju, namun saat ini lebih mirip cerminan dari kegagalan sistem. Kehancuran pendidikan akan berdampak pada seluruh aspek kehidupan masyarakat, dan ini adalah ancaman yang harus dihadapi bersama.
Diperlukan tindakan nyata dan komitmen dari semua pihak terkait untuk mengubah kota pendidikan Majene menjadi tempat yang penuh harapan dan inspirasi. Pemerintah harus berani mengambil langkah konkret dalam memperbaiki fasilitas dan memperkuat sistem pendidikan. Para pemimpin harus menghargai peran penting para guru dan memastikan mereka mendapatkan dukungan dan penghargaan yang pantas.
Tidak kalah pentingnya, partisipasi aktif dari masyarakat juga sangat dibutuhkan. Memastikan bahwa pendidikan menjadi prioritas utama, dan membantu dalam upaya perbaikan fasilitas dan dukungan bagi sekolah-sekolah.
Kota pendidikan Majene harus dipulihkan dari bencana pendidikan yang mengancamnya. cerita tentang kota pendidikan yang jadi batu loncatan dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu dan berdaya saing, sehingga generasi penerus dapat tumbuh dan berkembang dengan baik untuk masa depan yang lebih cerah.
0 komentar:
Posting Komentar