Mengulik keadaan Lingkungan dan Neoliberalisme
Neoliberalism
atau sering disebut neolib adalah penyempurnaan atas teori tindakan
liberalisme sosialisme yang menjunjung kebebasan individu. Pendekatan
dalam ekonomi neoliberal ialah materialistik dengan memandang dari sudut ilmu
ekonomi dengan harapan keadaan ekonomi akan menjadi statis. Keadaan pasar
dilihat dari harga dan komoditas yang terjual.
Pada akhir abat ke 20 adalah
sebuah filosofi ekonomi politik sebagai
redefinisi dari keberlanjutan liberalisme klasik yang dipengaruhi oleh teori
perekonomian neoklasik yang mengurang dan menolak campur tangan atau intervensi
dari negara, dalam hal ini pemerintah dalam ekonomi domestik, paham ini
mengarahkan pada pasar bebas dan perdagangan bebas.
hal ini menjadi
perbincangan menarik ditengah situasi
pandemi covid-19 yang saat ini telah menghentikan mayoritas
aktivitas ekonomi. Berbagai sektor yang berhubungan dengan aktivitas masyarakat
mengalami pukulan yang parah. Sektor pariwisata, pola belanja masyarakat, dan
industri otomotif mengalami penurunan yang tajam serta kebijakan pemerintah
yang menaikkan harga bahan bakar minyak(BBM).
Uniknya dari
kebijakan hari ini yang menyoal dari kata antek yang di identikkan dengan
sebagai pelayang asing selalu ingin men sabotase dengan cara cara menindas
rakyat kecil. Tidak heran jika pelayan harus menuruti kata majikan seperti
Anj***.
Di indonesia
sendiri telah mengalami yang namanya Krisis ekonomi(inflasi)selain disebabkan
oleh dampak kopi juga diakibatkan kebijakan yang tidak pro terhaddap rakyat.
Dewan Perwakilan Rakyat(DPR) secara resmi mengesahkan Rancangan Undang-Undang
Omnibus Law Cipta Kerja (RUU Ciptaker) menjadi undang-undang (UU). RUU Ciptaker
telah berhasil diselesaikan dan ditetapkan menjadi undang-undang dalam waktu sekitar
delapan bulan.
Dari kasus
itulah bisa kita rasakan bahwa Kebenaran dari ungkapan proklamator kita Bung
Karno: “perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah tapi perjuanganmu
lebih susah karena melawan bangsamu sendiri.” Sesungguhnya akankah kita
menjadi bangsa yang bermental majikan atau bermental pelayan.
Berdasarkan
laporan Tempo dan Auriga Nusantara di Tahun 2019, 262 (45,5 %) dari total 575
anggota DPR yang terpilih dalam Pemilu Legislatif 2019 merupakan para direksi
dan komisaris pada lebih 1000 perusahaan ternama. Hall ini dapat menjadi
salah satu landasan bahwa sektor yang menikmati dampak positip omnibus law
justru para pencipta regulasi.
Paham
neoliberalisme ini memperjuangkan persaingan bebas (leissez faire),
yaitu paham yang memperjuangkan hak-hak atas kepemilikan dan kebebasan
individual. Paham ini percaya terhadap kekuatan pasar yang mampu menyelesaikan
permasalahan sosial ketimbang lewat regulasi negara.
Namun
neoliberalisme dan liberalisme berbeda. Perbedaan yang pertama adalah liberalisme
suatu mekanisme pasar digunakan untuk mengatur ekonomi negara, sedangkan
neoliberalisme untuk mengatur ekonomi global. Kedua, neoliberalisme pasar
digunakan demi kemakmuran individu, sedangkan liberalisme kinerja pasar
digunakan untuk kemakmuran bersama. Inti dari neoliberalisme adalah mengurangi
peran campur tangan untuk menggerakkan roda pembangunan agar individu dapat
bersaing dengan bebas.
Neolib juga
memiliki dampak terhadap lingkungan Dikarenakan kehadiran aktor neolib yang
disetiap negara-negara ada saja diuntungkan tetapi ada penyakit bawaan yang
melekat pada ideologi ini yaitu 1. Rekayasa kesejahteraan karena yang diukur dalam rumus
statistik itu diciptakan hanya para ekonom saja seolah-olah rekomendasi ilmu
ekonomi bersifat instrumentalitas tanpa batas. Sementara manusia dan alam tidak
di cantumkan sebagai variabel yang sentral.
Sebagai akibatnya
sumber daya alam(hutan) kini tidak lagi dimaknai sebagai suatiu yang sakral
mengandung banyak historis oleh masyarakal lokal, sedangkan para pebisnis atau
paman kapitalis yang kita tahu bahwa mereka tidak memiliki ikatan dan
keterkaitan dengan historis dan binatang, pohon, sungai, gunung, dan seluruh
yang berada di alam atau istilahnya mereka tidak memiliki ikatan historis
dengan alam.
Banyaknya fenomena
di dunia ini menimbulkan banyak pertanyaan yang mengarah pada dilematis, apakah
kita bisa bangkit atau tidak dari
kemelut ini.
Jawabannya tentu
saja bisa dilihat dari gerakan mahasiswa dan rakyat daat ini.
#salam
@hndrik