Kamis, 29 September 2022

Mengulik keadaan Lingkungan dan Neoliberalisme

 Mengulik keadaan Lingkungan dan Neoliberalisme



Neoliberalism atau sering disebut neolib adalah  penyempurnaan atas teori tindakan liberalisme sosialisme yang menjunjung kebebasan individu. Pendekatan dalam ekonomi neoliberal ialah materialistik dengan memandang dari sudut ilmu ekonomi dengan harapan keadaan ekonomi akan menjadi statis. Keadaan pasar dilihat dari harga dan komoditas yang terjual.  Pada akhir abat ke 20  adalah sebuah  filosofi ekonomi politik sebagai redefinisi dari keberlanjutan liberalisme klasik yang dipengaruhi oleh teori perekonomian neoklasik yang mengurang dan menolak campur tangan atau intervensi dari negara, dalam hal ini pemerintah dalam ekonomi domestik, paham ini mengarahkan pada pasar bebas dan perdagangan bebas.

hal ini menjadi perbincangan menarik ditengah situasi  pandemi covid-19 yang saat ini telah menghentikan mayoritas aktivitas ekonomi. Berbagai sektor yang berhubungan dengan aktivitas masyarakat mengalami pukulan yang parah. Sektor pariwisata, pola belanja masyarakat, dan industri otomotif mengalami penurunan yang tajam serta kebijakan pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak(BBM).

Uniknya dari kebijakan hari ini yang menyoal dari kata antek yang di identikkan dengan sebagai pelayang asing selalu ingin men sabotase dengan cara cara menindas rakyat kecil. Tidak heran jika pelayan harus menuruti kata majikan seperti Anj***.

Di indonesia sendiri telah mengalami yang namanya Krisis ekonomi(inflasi)selain disebabkan oleh dampak kopi juga diakibatkan kebijakan yang tidak pro terhaddap rakyat. Dewan Perwakilan Rakyat(DPR) secara resmi mengesahkan Rancangan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja (RUU Ciptaker) menjadi undang-undang (UU). RUU Ciptaker telah berhasil diselesaikan dan ditetapkan  menjadi undang-undang dalam waktu sekitar delapan bulan. 

Dari kasus itulah bisa kita rasakan bahwa Kebenaran dari ungkapan proklamator kita Bung Karno: “perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah tapi perjuanganmu lebih susah karena melawan bangsamu sendiri.” Sesungguhnya akankah kita menjadi bangsa yang bermental majikan atau bermental pelayan.

Berdasarkan laporan Tempo dan Auriga Nusantara di Tahun 2019, 262 (45,5 %) dari total 575 anggota DPR yang terpilih dalam Pemilu Legislatif 2019 merupakan para direksi dan komisaris pada lebih 1000 perusahaan ternama. Hall ini dapat menjadi salah satu landasan bahwa sektor yang menikmati dampak positip omnibus law justru para pencipta regulasi.

Paham neoliberalisme ini memperjuangkan persaingan bebas (leissez faire), yaitu paham yang memperjuangkan hak-hak atas kepemilikan dan kebebasan individual. Paham ini percaya terhadap kekuatan pasar yang mampu menyelesaikan permasalahan sosial ketimbang lewat regulasi negara. 

Namun neoliberalisme dan liberalisme berbeda. Perbedaan yang pertama adalah liberalisme suatu mekanisme pasar digunakan untuk mengatur ekonomi negara, sedangkan neoliberalisme untuk mengatur ekonomi global. Kedua, neoliberalisme pasar digunakan demi kemakmuran individu, sedangkan liberalisme kinerja pasar digunakan untuk kemakmuran bersama. Inti dari neoliberalisme adalah mengurangi peran campur tangan untuk menggerakkan roda pembangunan agar individu dapat bersaing dengan bebas.

Neolib juga memiliki dampak terhadap lingkungan Dikarenakan kehadiran aktor neolib yang disetiap negara-negara ada saja diuntungkan tetapi ada penyakit bawaan yang melekat pada ideologi ini yaitu 1. Rekayasa  kesejahteraan karena yang diukur dalam rumus statistik itu diciptakan hanya para ekonom saja seolah-olah rekomendasi ilmu ekonomi bersifat instrumentalitas tanpa batas. Sementara manusia dan alam tidak di cantumkan sebagai variabel yang sentral.

Sebagai akibatnya sumber daya alam(hutan) kini tidak lagi dimaknai sebagai suatiu yang sakral mengandung banyak historis oleh masyarakal lokal, sedangkan para pebisnis atau paman kapitalis yang kita tahu bahwa mereka tidak memiliki ikatan dan keterkaitan dengan historis dan binatang, pohon, sungai, gunung, dan seluruh yang berada di alam atau istilahnya mereka tidak memiliki ikatan historis dengan alam.

 

Banyaknya fenomena di dunia ini menimbulkan banyak pertanyaan yang mengarah pada dilematis, apakah kita bisa bangkit atau  tidak dari kemelut ini.

Jawabannya tentu saja bisa dilihat dari gerakan mahasiswa dan rakyat daat ini.

 

#salam

@hndrik

 

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More