Cerita Para Pejuang dari Pelosok
Kota "PENDIDIKAN"
Keindahan buttu Pattumea mampu menjadi salah satu fitur alam yang paling menarik untuk menikmati pemandangan indah dan sejarah. keindahan gunung bisa sangat memukau dan mengesankan bagi orang banyak yang melihatnya.
Buttu Pattumea ini terletak di Dusun Timbogading, Desa Betteng, Kecamatan Pamboang. Jaraknya berkisar 22 kilometer dari pusat Ibukota Kabupaten Majene.
Sore itu tepatnya Senin, 20 Februari 2023. saya berkunjung ke tempat itu. Udaranya sejuk, hampir saya tak menemukan polusi udara. Di tempat itu terdapat monumen bersejarah, yaitu Benteng Ammana I Wewang setinggi 4,2 meter.
Tak jauh dari tempat itu sekitar 700 meter, Saya menemukan sebuah perkampungan di bawah kaki gunung. Nama kampung itu adalah Galung, desa Betteng. Sekitar pukul 16.00, Saya melihat sejumlah anak-anak berkumpul di sebuah Sekolah SMPN 6 Satap Pamboang, dan SDN 11 Galung. Mereka bermain di sekitaran lapangan yang ada di sekolah tersebut.
Salah satu guru Smpn 6 satap mengatakan bahwa sekolah Smp ini dibangun pada tahun 2008 sedangkan SD 11 Galung dibangun pada masa penjajahan. Siswanya sekitar 76 dan dan memiliki perpustakaan yang sudah rusak. semenjak sekolah itu dibangun hanya melakukan pembaruan cat pada dinding kelas. namun kondisi dinding kelas bocor, atap bocor, lantai masih beralas tanah, bahkan bisa dikatakan Ruang kelas tidak layak untuk di gunakan dalam proses belajar.
Namun di balik dinding bocor pada sekolah itu terlihat senyum para anak Bangsa, mereka sangat bersemangat walaupun hujan dan kencangnya angin tidak mengurangi tekad dan cita-cita mereka.Saya penasaran melihat dan mendengar cerita perjalanan dari anak-anak itu. saya berjalan dan melihat setiap dinding-dinding kelas sebagai pelindung sebab dibalik itu ada harapan anak bangsa yang bercita-cita tinggi sedang berproses.
Setiap ruang kelas itu saya perhatikan. Ketika saya masuk di salah satu ruang kelas di SD 11 Galung, selain kondisi ruangannya yang bocor, saya melihat foto pemerintah daerah dan Wakil Presiden yang masih terpajangan diatas papan tulis yang seharusnya sudah diperbarui beberapa tahun yang lalu. Miris, masih ada saja sekolah seperti itu di Kota Pendidikan.
"saya masuk di sekolah ini sejak tahun 2019, namun pembangunan infrastruktur saya lihat tidak ada," kata Guru SD itu.
Terdapat 1 perpustakaan yang sudah rusak dan kurangnya buku-buku yang layak untuk komsumsi anak seusia mereka.
Setelah itu saya kembali berjalan menuju ruang kelas, Meraba setiap dinding dengan tangan, maka akan mengira dinding itu sudah rapuh dan debu- debu yang menempel di setiap jari-jari tangan. di samping ruang kelas itu terdapat Pohon Kemiri sebagai mata pencarian masyarakat setempat.
Saya meninggalkan sekolah itu dengan perasaan yang penuh tanya, saya berhenti didepan sekolah memperhatikan dari luar. Apa gunanya Julukan Kota pendidikan Jika masih ada Sekolah Seperti itu?
Seorang anak murid di sekolah dasar itu keluar memanggil saya dan bertanya. "Na pulang Maki puang?," ucap Kaqdang anak sd itu. Lalu dengan rasa prihatin saya menjawab "iyya saya pulang dulu dek,".
Harapan dari anak-anak itu adalah saya bisa membersamai mereka lagi dengan kegiatan Literasi yang membakar semangat mereka. "puang membali bomi tau nahh," lanjut Kaqdang dengan hati yang berat untuk ditinggal.
Percepatan peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan.Sektor pendidikan dan kesehatan harus menjadi perhatian utama untuk diperbaiki dan ditingkatkan. Baik dari segi kualitas infrastruktur, pelayanan, SDM, manajemen dan tata kelola.
“Komitmen tersebut diatas menjadi bagian utama dan unggulan dari visi misi kami. Akan diwujudkan apabila mendapatkan amanah dari Allah dan rakyat Majene sebagai Bupati dan Wakil Bupati Majene periode 2021 – 2026 kelak,” Ucapan Beliau saat menjadi Calon Bupati dan Wakil Bupati tahun 2020.
@hanya orang biasa
0 komentar:
Posting Komentar