This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 17 Oktober 2022

#ambiguku



Engkaulah aksara lontara yang mengantarku ke jalan tak
berujung, mengenal arti hidup(Tuhan, Alam, dan Manusia).
Engkaulah manifestasi pertama yang menyesatkan jiwaku 
dalam cinta tak bermuara.
Engkaulah syair-syair cinta untuk memulai kata pertama
di kolong-kolong semesta.
Kau ada dalam ketiadaan. Kau adalah ketiadaan dalam
ketidakmengertian.
Bahasa tubuhmu tidak jelas. 
walaupun Mencintaimu adalah Kesesatan. Namun, aku terus di sini.
Mencintaimu.

Sebab ku yakin walau raga kita disconnectif namun hati kita connectif

#ambiguku.

-mahasiswaCukardeleng

Kamis, 29 September 2022

Mengulik keadaan Lingkungan dan Neoliberalisme

 Mengulik keadaan Lingkungan dan Neoliberalisme



Neoliberalism atau sering disebut neolib adalah  penyempurnaan atas teori tindakan liberalisme sosialisme yang menjunjung kebebasan individu. Pendekatan dalam ekonomi neoliberal ialah materialistik dengan memandang dari sudut ilmu ekonomi dengan harapan keadaan ekonomi akan menjadi statis. Keadaan pasar dilihat dari harga dan komoditas yang terjual.  Pada akhir abat ke 20  adalah sebuah  filosofi ekonomi politik sebagai redefinisi dari keberlanjutan liberalisme klasik yang dipengaruhi oleh teori perekonomian neoklasik yang mengurang dan menolak campur tangan atau intervensi dari negara, dalam hal ini pemerintah dalam ekonomi domestik, paham ini mengarahkan pada pasar bebas dan perdagangan bebas.

hal ini menjadi perbincangan menarik ditengah situasi  pandemi covid-19 yang saat ini telah menghentikan mayoritas aktivitas ekonomi. Berbagai sektor yang berhubungan dengan aktivitas masyarakat mengalami pukulan yang parah. Sektor pariwisata, pola belanja masyarakat, dan industri otomotif mengalami penurunan yang tajam serta kebijakan pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak(BBM).

Uniknya dari kebijakan hari ini yang menyoal dari kata antek yang di identikkan dengan sebagai pelayang asing selalu ingin men sabotase dengan cara cara menindas rakyat kecil. Tidak heran jika pelayan harus menuruti kata majikan seperti Anj***.

Di indonesia sendiri telah mengalami yang namanya Krisis ekonomi(inflasi)selain disebabkan oleh dampak kopi juga diakibatkan kebijakan yang tidak pro terhaddap rakyat. Dewan Perwakilan Rakyat(DPR) secara resmi mengesahkan Rancangan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja (RUU Ciptaker) menjadi undang-undang (UU). RUU Ciptaker telah berhasil diselesaikan dan ditetapkan  menjadi undang-undang dalam waktu sekitar delapan bulan. 

Dari kasus itulah bisa kita rasakan bahwa Kebenaran dari ungkapan proklamator kita Bung Karno: “perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah tapi perjuanganmu lebih susah karena melawan bangsamu sendiri.” Sesungguhnya akankah kita menjadi bangsa yang bermental majikan atau bermental pelayan.

Berdasarkan laporan Tempo dan Auriga Nusantara di Tahun 2019, 262 (45,5 %) dari total 575 anggota DPR yang terpilih dalam Pemilu Legislatif 2019 merupakan para direksi dan komisaris pada lebih 1000 perusahaan ternama. Hall ini dapat menjadi salah satu landasan bahwa sektor yang menikmati dampak positip omnibus law justru para pencipta regulasi.

Paham neoliberalisme ini memperjuangkan persaingan bebas (leissez faire), yaitu paham yang memperjuangkan hak-hak atas kepemilikan dan kebebasan individual. Paham ini percaya terhadap kekuatan pasar yang mampu menyelesaikan permasalahan sosial ketimbang lewat regulasi negara. 

Namun neoliberalisme dan liberalisme berbeda. Perbedaan yang pertama adalah liberalisme suatu mekanisme pasar digunakan untuk mengatur ekonomi negara, sedangkan neoliberalisme untuk mengatur ekonomi global. Kedua, neoliberalisme pasar digunakan demi kemakmuran individu, sedangkan liberalisme kinerja pasar digunakan untuk kemakmuran bersama. Inti dari neoliberalisme adalah mengurangi peran campur tangan untuk menggerakkan roda pembangunan agar individu dapat bersaing dengan bebas.

Neolib juga memiliki dampak terhadap lingkungan Dikarenakan kehadiran aktor neolib yang disetiap negara-negara ada saja diuntungkan tetapi ada penyakit bawaan yang melekat pada ideologi ini yaitu 1. Rekayasa  kesejahteraan karena yang diukur dalam rumus statistik itu diciptakan hanya para ekonom saja seolah-olah rekomendasi ilmu ekonomi bersifat instrumentalitas tanpa batas. Sementara manusia dan alam tidak di cantumkan sebagai variabel yang sentral.

Sebagai akibatnya sumber daya alam(hutan) kini tidak lagi dimaknai sebagai suatiu yang sakral mengandung banyak historis oleh masyarakal lokal, sedangkan para pebisnis atau paman kapitalis yang kita tahu bahwa mereka tidak memiliki ikatan dan keterkaitan dengan historis dan binatang, pohon, sungai, gunung, dan seluruh yang berada di alam atau istilahnya mereka tidak memiliki ikatan historis dengan alam.

 

Banyaknya fenomena di dunia ini menimbulkan banyak pertanyaan yang mengarah pada dilematis, apakah kita bisa bangkit atau  tidak dari kemelut ini.

Jawabannya tentu saja bisa dilihat dari gerakan mahasiswa dan rakyat daat ini.

 

#salam

@hndrik

 

Selasa, 13 September 2022

OTAK DAN CERITA

 

OTAK DAN CERITA

Selamat malam atas segala hal- hal rancu

Lelah tak surut serta otak tak henti

Bergejolak.

 

sesaat yang lalu saya pergi

meninggalkan segala hal-hal rancu itu

namun sisa-sisa kehadirannya masih mengganggu

ia tak benar hilang sejak itu, hanya ia

digantikan oleh berita lain seolah-olah

terjadi masalah besar.

 

aku menemukan sajak indah,

mataku tergores menatap setiap tulang punggung

di sudut-sudut pantai dengan pandangan kosong ke arah teluk .

 

mungkinkah mimpi itu telah dikelabui oleh

segala kerakusan pemilik modal?

Entahlahh mata ini tak sanggup untuk melihat semua itu

Tapi yakinlah bahwa aku tetap bergejolak dalam

Senandung perjuangan

Sampai titik darah penghabisan.

Sampai jumpa besok pagi

 

SEPTEMBER 2022

Selasa, 30 Agustus 2022

Aku belajar dari setiap Sabda-Mu


Aku belajar dari setiap Sabda-Mu


Ketika aku berusaha menerjemahkan Bismillah dengan ketinggian cinta’, teringat bahwa dalam bahasa arab simbol untuk menyebutkan identitas diri ialah ‘ismun’, bermakna ‘ketinggian’. Tidak aneh rasanya jika langit yang tinggi itu disebut ‘samaa’. Dalam al-Qur’an menyebut ‘Asmaa A Kullaha‘, ini merupakan pesan jika yang Allah ajarkan kepada Nabi Adam adalah tentang ketinggian, hakikat, filosofis yang tenggelam dalam tubuh semesta. Kita memang tak sejalan dengan khalil Gibran yang mengatakan bahwa alasan terciptanya kita hanya untuk “Hidup,lahir, berlalu...”. Kita harus mensejarah, dan mengabdi pada “Tuhan, Alam, dan Manusia”

ternyata aku lupa bahwa aku belum juga tidur , padahal sudah menuju sepertiga malam. Aku tak henti berusaha menghayalkan sesuatu dan memohon ampun.

Tuhan yang maha besar memiliki kepintaran maha dahsyat, ilmu-nya tak terbatas . walau pohon jadi pena dan lautan jadi tinta, maka ilmunya tak pernah tergambarkan oleh apapun.”

Aku tak henti berkomat-kamit dan bercerita tentang harapan malam ini:

engkau telah menuliskan catatan hidupku, aku adalah hamba yang bodoh bukan bodoh tak bisa membaca ataupun nulis, tapi aku tak pernah merasa punya sesuatu yang banyak karena aku sadar dan yakin bahwa jasadku adalah milikmu ya Allah, bahwa qolbuku adalah milik Allah dan untuk-nya, bahwa ruhku milik allah dan untuk-nya, dan bahwa apa yang  kumiliki adalah milik Allah dan untuk-nya.”

 

Harapan ialah sarapan yang baik pada waktu pagi walau menjadi mimpi buruk dimalam hari.

 

           Hendrik

Mahasiwa dari kampus kehidupan

 

Mjn, 31/08/22

Jumat, 12 Agustus 2022

Angin di Wattu Timor



Angin di Wattu Timor

Desiran angin sore ini;

Berhembus pelan

Menerbangkan daun-daun

Membelah cahaya

 

suara;

Terbawa ombak

Berayun-ayun

Hanyut dalam kesunyian

 

Layangan putus;

Mengantarkan kerinduan

Meleyapkan keheningan

Menari-nari di udara

Makin kunikmati

 

Tarian itu bercerita

Melukiskan kata rindu

Mengamati kisah Wattu timor

Yang Masih teringat

 

Saccatteng Ule-ule’

Tambah gogos kambu

Ku nikmati

Ku syukuri

Alhamdulillah

Sannang nyawa.

 

Pesisir Labuang, 13 Agustus 2022

Kamis, 11 Agustus 2022

"Cerita Titipan dari Timba Mencari Sumur"

 

Cerita Titipan dari Timba Mencari Sumur


Betapa mahalnya ongkos pendidikan bagi sebuah negara miskin; tapi juga betapa omong kosongnya sistem itu untuk menghilangkan jurang kemiskinan tersebut.

-jagokata.

Setelah terbangun dari tidurku, teringat mimpi nikmatnya menjadi seorang mahasiswa.Kemudian aku berjalanan dari tempat tidur menuju meja yang berada di sudut kamar, mengambil ponsel sembari berharap dapat merasakan kabar baik. Selepas melihat ponsel aku termenung, sedih, dan kesal yang sesak, sebab Melihat kabar kurang baik dari pesan pertama yang masuk di ponselku, pesan itu berupa pdf pemberitahuan tentang “kebijakan Uang Kuliah Tunggal(UKT)”.

UKT atau Uang Kuliah Tunggal menjadi perbincangan hangat tahunan di lingkungan kampus, bagaimana tidak ini adalah peraturan pemerintah.

Setelah itu akupun kembali termenung dan berfikir untuk memulainya kembali. Selama hampir tiga tahun aku duduk di bangku perguruan tinggi, aku hanya memegang identitas sebagai seorang mahasiswa. Tetapi, tidak menjadi mahasiswa yang sebenarnya.

Subuh pun berlalu, aku mulai bergegas menuju kampus, aku melihat mahasiswa-mahasiswa lainnya. Ada yang tersenyum ada pun yang termenung. Ternyata yang tersenyum itu, adalah adik-adik yang baru mendaftar untuk masuk perguruan tinggi.

Akhirnya aku pun sampai di fakultas yang sudah hampir tiga tahun aku menimba ilmu di situ. Tapi entahlah, aku merasa saat aku menimba, air dalam sumur itu begitu kumuh dan berlumut, talinya sudah mau putus, dan embernya pun sudah bayak bocor.

Aku melihat ruang diskusi di sudut fakultas, aku pun mencoba menelaah isi pembahasan di lingkaran itu, dalam diskusi ini apa yang menjadi bahan perbincangan? Tiba-tiba seorang mahasiswa menjawab, ini soal surat keputusan Uang Kuliah Tunggal (UKT), aku pun bingung dan berfikir, bagaimana dengan mereka mahasiswa baru yang begitu semangat masuk di perguruan tinggi tapi terhalang dari besaran uang kuliah mereka? Bagaimana dengan mereka yang sudah menuju semester selanjutnya melihat besaran UKT-nya yang tidak sesuai dengan kondisi ekonomi? Dan apakah mahasiswa akhir masih dituntut untuk membayar full ukt pada tahun ini?. Jawaban nya jelas bahwa perlu ada evaluasi golongan UKT mahasiswa (dalam hal ini sesuaikan dengan kondisi ekonomi).

 

Setelah itu hatiku kembali bersedih dan mulai lagi melangkah menuju rumah, tenaga demi tangga aku lalui, wajah-wajah mahasiswa lama dan mahasiswa baru terlihat olehku. Banyaknya mahasiswa termenung.

 

Hati dan pikiran pun kembali bergejolak, darah mulai mengalir sangat deras, jantung pun berdetak sangat kencang, namun itu bukanlah gerakan kasih sayang dari pecinta, tapi itu adalah rasa keresahan yang begitu resah dan amarah yang begitu dalam. Kenapa menjadi seorang mahasiswa harus bergantung pada besaran itu, bukankah Mahasiswa sebagai representasi dari Hati dan Jiwa masyarakat sebagaimana dikatakan Moh. Hatta dan seharusnya menjadi tanggung jawab moral lembaga pendidikan tinggi khususnya untuk mencetak generasi bangsa melalui Ilmu Pengetahuan yang ada dan memiliki jiwa besar untuk memperjuangkan hak-hak kaum lemah, saat ini justru ditelan dan diberhanguskan oleh kampus.

 

Presiden dapat kalian lengserkan dan turunkan, tapi mengapa orang-orang itu malah kalian diamkan. Apakah demi sebuah kertas yang bertuliskan nilai sehingga merelakan identitasmu sebagai mahasiswa?

Sungguh ironis dengan negara bergelimang kekayaan alam, minyak batu bara, emas, hutan, laut, serta beragam kekayaan lainnya. berjuanglah dan berikan mimpi indah kepada mereka generasi selanjutnya.

 

"Bermimpilah setinggi langit. Jika kamu jatuh, kamu akan jatuh di antara bintang-bintang." -Bung Karno.

Senin, 09 Mei 2022

Indahnya pesisir Labuang di sertai Hegemoni Kota Bising



Sebagai Bangsa Indonesia yang memiliki wilayah yang luas dan daratan yang subur, sudah Semestinya Indonesia menjadi Bangsa yang makmur. pesisir indah dan sejuk terdapat di beberapa tempat, salah satunya di sebuah kampung di pesisir Majene. Sebuah Lingkungan kecil di salah satu kecamatan di Kabupaten Majene , Sulawesi Barat yang tak kalah indah dari pencitraan wisata kota. Tempat tersebut telah banyak diketahui orang. Selain kampungnya di Pesisir, juga tak pernah di promosikan di Tv. Entahlah Kota ini Mau seperti Apa.

sehari-hari Aktivitas masyarakatnya adalah Melaut, Bertani, Menjual ikan, memancing. tampak pemandangan indah kala para Nelayan sudah Tiba di bibir pantai membawa beribu harapan untuk menyambung hidup, Ma'gandeng adalah sebutan anak pesisir saat melihat pukat atau Jala di perahu katinting di atasnya menjadi penampakan unik yang menjadi salah satu kebahagiaan di Lingkungan .

Terkadang saya Ikut menghampiri, nyaris setiap akhir pekan. Menurut saya, itulah bagian kecil surga dunia. Suatu ketika, saya ke pinggir pantai melihat interaksi baik fisik maupun sosial terbangun. Sekiranya saya bertemu dengan Anak Nelayan, Rehan disebutnya. Bocah cilik yang terlihat sangat kuat mengarahkan perahunya ke tepian. 

Melihat Rehan,Bajunya Basah rawut wajahnya nampak sangat bersemangat terbungkus keringat saya langsung membayangkan sebuah kota dengan segala perabotnya yang diklaim sangat indah dan layak dikunjungi. 

penuh polusi udara, memelihara kriminal dan korupsi, kota yang mengerikan. Selain kota, di benak saya juga terbayang-bayang suatu bangunan kokoh dikenal mendidik, orang-orang menyebutnya kampus. 

Tempat segala penat, derita, dan luka dibawa ke meja lalu dibicarakan baik-baik. Muda-mudi bertumpu harap mengenyam pendidikan yang disinyalir bisa mencerdaskan kehidupan bangsa, itulah kampus. 

Entah pengaruh modernisasi, saya pun berada di salah satu bangunan yang dimaksud itu. Teman-teman sekampus dan bahkan saya sendiri jarang pulang kampung. 

teman-teman yang tak pernah Melaut membantu orang tua? Atau mereka punya Punya tapi malas juga membantu orang tua? Atau Perahunya Tidak Layak Pakai?.

Perjalanan panjang sembari menikmati Indahnya Pantai di sepanjang pesisir pantai Majene dengan Warung Jepa dan Warung Kopi(Warkop). Mungkin Itu yang tidak bisa Saya Lupakan.

Warkop di sepanjang jalan di kota-kota selalu ramai dan didominasi para pemuda. Bila mereka anak pejabat, wajar-wajar saja, bila mereka anak nelayan sama halnya dengan saya. 

Pikiran ini selalu negatif soal kehidupan. Apakah mereka tahu bagaimana cara menyalakan mesin katinting atau mendayung perahu? Tetapi Karena Kemajuan zaman merubah kehidupan, lingkungan mengintervensi pola pikir, dan mungkin kita telah terjerumus dalam satu kegilaan yang disebut gengsi. 

Sering kali Memeras keringat orang tua hanya untuk tampil menawan. Gila bukan? Tapi itu faktanya. Membohongi orang tua, supaya dikasi uang jajan tuk teraktir pacar misalnya. Adalah tindakan konyol yang juga pernah saya lakukan berulang kali. 

Ini adalah beberapa Kasus Yang sering Terjadi. Penampilan paling menarik ditunjukkan hanya karena ingin terlihat keren, bukan?.

Sampai akhirnya saya sadari kegilaan itu saat kuliah beberapa semester, tapi kesadaran muncul bukan karena saya kuliah, melainkan karena sering baca buku juga diskusi.

Kembali ke pembahasan tadi. Antara indahnya kehidupan kampung yang menghidupi dengan ganasnya kota menciptakan gengsi juga mengelabui. Kenapa? ??

Kau tak bisa mencintai dengan tenang, merindu dengan nyaman bila tidak menjumpai, dan dia tidak akan tertarik bila kau tak memiliki apa-apa, terutama uang.

Suasana kota memang menggiurkan, segala sesuatunya didapatkan dengan mudah kalau kita memiliki uang.  sebagai anak nelayan biasa, kita mau dapat uang di mana kalau tak bekerja. 

Belum lagi hegemoni kapitalisme yang semakin menjadi-jadi, dari pasar tradisional menjelma wujud jadi modern dan serba instan, dari Warkop yang dulunya sebagai tempat berdiskusi kini menjadi fashion. Membuat gengsi semakin menanjak.

Sebenarnya pemuda seperti saya yang lebih memilih nampak menawan di Warkop, daripada ke laut atau ke pantai membantu orang tua adalah suatu tindakan baik. 

Terkadang saya sedih, pertama pada diriku sendiri lantaran kebiasaan membiarkan orang tua bekerja sendirian, sementara saya kebanyakan bersantai minum kopi di Warkop lalu memikirkan pacar.

Sebagai anak nelayan miskin dari Lingkungan yang menuntut ilmu di kota, harusnya kita sesekali pulang kampung. melaut bersama bapa', bersantai sembari juga memikirkan kemajuan kampung, bukan bergaya di kota hanya untuk menarik perhatian wanita agar mau dengannya.


Oleh Hndrik

Minggu, 06 Maret 2022

PUISI SENJA SORE ITU


 Senja Sore Itu


Senja sore Itu

telah menyapuh gelisah

menghilangkan kecemasan

yang berkamar di jiwa, dan lebat di hati

ingin rasanya kuungkap rindu

di tempat biasanya kita merumahkan janji

inginku meromansakan setiap tarikan napas

mematahkan sunyi jadi gelombang 

di Dermaga waktu, aku dan kau

syahdukan senja

 

Bi’ar allo 

Sibi’arang pannia’u lao..

 

(Hndrik-Majene, 06/3/2022)

Kamis, 03 Maret 2022

Membaca Menolak Lupa!!!

Lapak Baca Gratis Jalanan!

Membaca Menolak Lupa




Volunteer Literasi Jalanan tak gengsi dan tak malu melakukan kegiatan yang dilakoni sejak se Bulan Yang lalu. Hingga setiap malam minggu mereka tekun menggelar lapak buku di atas trotoar stadion prasmaya majene, kabupaten majene.


“Gerakan kami ini adalah Gerakan kolektif walaupun kami masih kuliah semester empat kami akan terus konsisten, sembari mencari donatur buku-buku untuk menambah-nambahi buku untuk lapak. kami Buka setiap Jam 16:00 sore sampai 23:00 Malam. Besar harapan kami untuk orang-orang yang datang tidak hanya bermain,”.volunteer literasi jalanan


Saat awal lapak kami, sejumlah pengunjung bingung yang ingin menikmati malam minggu di stadion prasmaya.”sempat dikira menjual buku. Tetapi mereka tetap ikut, apalagi salah satu rekan volunteer mempostingnya di salah satu media sosial,”ucap volunteer literasi jalanan.



Gerakan yang mereka lakukan pun menuai hasil, para pengunjung lapangan yang awalnya ingin bersantai menikmati akhir pekan kini mulai mengikuti lapak baca yang mereka gelar.


Tingkat pengunjung antara 5 hingga 20 pemuda di lapak baca yang mereka gelar. Pemuda yang akrab di sapa Hendrik Itu mengaku bahwa awalnya tidak mempunya buku sama sekali. Hanya mengandalkan relasi dan dia membuka donasi melalui whatsapp dan media social lainnya.


“saya tak punya buku sama sekali. Ini dari kerja kolektif para relawan literasi semua. Mengumpulkan donasi buku bekas lewat WA dan siapa yang punya buku bekas siap ku ambil,” Hendrik volunteer literasi menjelaskan kisahnya.


Saat ini buku yang mereka miliki ada sekitar 40 buku yang mereka koleksi. Sebagian besar novel, buku umum dan buku pelajaran serta buku cerita rakyat.


Selain lapak baca, mereka ada keinginan membuat sekolah pesisir dan sekolah pelosok. Sehingga mereka akan memerlukan buku pelajaran umum.


ia mendirikan ruang seperti ini karena terinspirasi dari temannya di Makassar yang mendirikan lapak baca gratis dan mengajar anak-anak jalanan serta anak-anak di pesisir dan di pelosok. Namanya itu adalah Mahasiswa Peduli Majene. tumbuh di diri para volunteer semangat yang tinggi dan mereka tidak menetap di satu titik tetapi selalu berpindah- pindah.


Kini mereka masih mencari donasi buku dan alat tulis untuk melengkapi kebutuhan lapak baca dan jejak literasi yang mereka akan lakukan.


Namun melihat masih banyak kekurangan tidak menyurutkan semangat mereka untuk bergerak untuk literasi sebab mereka ingin melihat kota Pendidikan ini sebagai kota percontohan di Indonesia.


Seorang mahasiswa mengaku terbantu dengan adanya perpustakaan itu. “bisa membaca buku-buku gratis yang belum mereka baca. Serta mendapat wawasan dan relasi,” kata Aslam.


MOP, KALAU BEGITU SIAPA YANG SALAH.



Hendrik417.blogspot.CO - Dasar boro terlalu kritis,sessa jaki, semoga terhibur kawan.


Salah Siapa Kalau Begitu…

Boro adalah seorang mahasiswa asal pesisir majene.Sehari-hari dia hidup dikampus,tidak punya tempat tinggal.tidurnya dari kosan ke kosan,teras ke teras,sekretariat ke kesekretariat dan masjid ke masjid. Orang montok dan jarang mandi. Walau begitu, Boro adalah ketua tingkat di kelasnya yang dikudeta karena terlalu kritis.


Suatu hari, Boro hendak pergi ke pantai. Boro berangkat dari Kampus mengendarai Jet Daratnya dan tidak menggunakan helm.singkat cerita, saat memasuki perempatan di dekat penjual Nasi Kuning, Boro buru-buru sebab ada Polantas.

Entah ada dorongan apa atau memang terlalu kritis, boro turun menghapiri polisi,lantas bertanya”pak, ini lagi ada Kegiatan apa?”

“tidak, hanya ada penjagaan saja,”jawab polantas

“oh, pale”

“kenapa memang bertanyaki begitu?” polantas bertanya keherangan.

Dengan wajah imutnya, boro menjawab,”Maksud,tidak ii pak sebenarnya toh mau ka lewat, hanya saja tidak pake helm ka aii.”

“cehh! Lewat mi pale kalau begitu nanti saya tilangki toh karena tidak pake helmki”

“oh pale asli itu, tidak jadika lewat aii, masa dikasih begitu temannya. Sessa jaki” dan boro pergi begitu saja dan meninggalkan polantas dengan muka heran.


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More